BAB XII
PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT
A. Latar
Belakang Terjadinya Perjuangan Mengembalikan Irian Barat
Dari
keputusan ini terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan Belanda.
Pihak Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia. Tetapi pihak Belanda
menafsirkan hanya akan merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam perjalanan
waktu, Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia.
B. Perjuangan
Diplomasi: Pendekatan Diplomasi
Setelah
upaya – upaya tersebut tidak membawa
haasil maka sejak tahun 1953 perjuangan pembebasan Irian Barat mulai dilakukan
di forum – forum internasional, terutama PBB dan forum-forum solidaritas
Asia-Afrika seperti Konferensi Asia-Afrika.
Sejak
tahun 1954 masalah Irian Barat ini selalu dibawa dalam acara Sidang Majelis
Umum PBB, namun upaya ini tidak
memperoleh tanggapan yang positif.
Partai-partai
politik dan semua golongan mendukung terhadap
upaya pembebasan Irian Barat ini,. Selain itu perjuangan merebut Irian Barat
diresmikan pemerintah maka ditetapkanlah Soa-Siu di Tidore sebagai ibu kota
provinsi Irian Barat dan Zainal Abidin Syah ditetapkan menjadi Gubernur pada
tanggal 23 september 1956.
C. Perjuangan dengan Korfrontasi Politik Ekonomi
Perusahaan-perusahaan
milik Belanda yang diambilalih oleh bangsa Indonesia pada bulan Desember 1957
tersebut antara lain Nederlandsche Handel Maatschappij N.V. (sekarang menajdi
Bank Dagang Negara), bank Escompto di Jakarta serta
Perusahaan Philips dan KL.M.
Pada
tanggal 17 Agustus 1960 Republik Indonesia secara resmi memutuskan hubungan diplomatic dengan
Pemerintah Kerajaan Belanda.
Pada
waktu terjadi ketegangan Indonesia dengan Belanda. Sekertariat Jendral PBB
U
Thant kepada salah seorang diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker untuk
menganjurkan usul penyelesaian masalah
Irian Barat .Dengan sikaf Belanda tersebut maka tindakan bangsa Indonesia dari
politik Konfrontasi ekonomi ditingkatkan menjadi konfrotasi segala bidang.